Masalah kesehatan di
Indonesia sekarang ini yang sangat sering diperbincangkan
dapat dikenal dengan istilah stunting. Stunting merupakan masalah kesehatan yang bersumber pada malnutrisi yang mengakibatkan tinggi badan anak yang lebih rendah dari tinggi badan anak lainnya yang seumuran. Seorang anak apabila mengalami malnutri biasanya memiliki kecenderungan untuk masalah kesehatan lainnya, salah satunya adalah masalah gigi. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang sering dialami anak adalah karies gigi.
Menurut Denali (2018)
dalam artikelnya menyatakan bahwa stunting
dapat meningkatkan risiko terjadinya
karies gigi. Hal ini dikarenakan seorang stunting memiliki
masalah pada fungsi saliva. Saliva memiliki fungsi sebagai buffer, pembersih, anti pelarut, dan
antibakteri rongga mulut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rahman dkk
(2016) didapatkan adanya korelasi positif antara gizi kurang dan tingkat
keparahan karies gigi. Anak dengan gizi kurang memiliki karies gigi susu dan
gigi tetap yang lebih tinggi daripada anak dengan gizi baik. Faktor yang paling
berperan pada perbedaan keparahan karies gigi adalah pH saliva. Skor karies gigi pada anak dengan gizi kurang dapat lebih tinggi
karena pada anak gizi kurang perkembangan kelenjar saliva mengalami atropi
sehingga menyebabkan aliran saliva
menurun, kemudian mengurangi buffer
saliva dan proses daya pembersihan gigi secara alami di rongga mulut (self cleansing). Sehingga pada akhirnya
dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi.
Karies rampan dapat berkembang
dan menyerang seluruh mahkota gigi dengan melibatkan banyak gigi depan dan
belakang, sehingga dapat terjadi lepasnya gigi susu sebelum waktunya. Kondisi
ini akan memberikan dampak negatif terhadap kemampuan anak untuk makan dan
mendapatkan asupan gizi yang baik. Akibatnya jika anak tersebut susah makan
karena mengalami karies rampan akan memiliki asupan nutrisi yang tidak
tercukupi di setiap harinya, daya tahan tubuh melemah, dan lebih tinggi
mengalami kekurangan gizi dan sakit. Sehingga anak dapat mengalami malnutrisi.
Malnutrisi merupakan salah satu gejala stunting. Oleh karena itu, dapat melakukan upaya pencegahan karies rampan untuk
dapat juga mendukung kurangnya angka kejadian stunting.
Menurut Komalasari (2021) pencegahan karies rampan dapat dilakukan sebagai berikut ini :
- Setelah diberi makan, bersihkan gusi anak dengan kain atau lap bersih. Bersihkan atau sikat gigi anak jika giginya sudah erupsi. Bersihkan dan pijat gusi pada area yang ompong dan mulai flossing semua gigi anak yang telah erupsi, biasanya pada usia 2-2,5 tahun.
- Jangan membiarkan anak tertidur sambil minum melalui botol yang berisi susu formula atau jus buah atau larutan yang manis.
- Jika anak membutuhkan dot untuk pemberian makan yang regular pada malam hari atau hingga tertidur, berilah anak dot bersih yang direkomendasikan oleh dokter gigi atau dokter anak. Jangan pernah memasukkan dot dengan minuman yang manis.
- Pemakaian pasta gigi berfluoride
- Mulai berkunjung ke dokter gigi sejak tahun pertama kelahiran secara teratur. Jika anak mempunyai masalah dengan giginya, segera periksakan ke dokter gigi.
Pemenuhan zat gizi yang adekuat, baik gizi makro maupun gizi mikro pada ibu pra-hamil, ibu hamil, terutama pada anak sangat dibutuhkan untuk menghindari atau memperkecil risiko stunting.
Referensi :
1.Denali, Citra. 2018. Hubungan Stunting Dengan Masalah Gigi. https://citradenali.info/2018/05/22/hubungan-stunting-dengan-masalah-gigi/, diakses pada tanggal 20 Januari 2023
2. Komalasari, C. (2021). Rampan Karies Pada Anak Balita. (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
3. Rahman, T., Adhani, R. and Triawanti, T., 2016. Hubungan Antara Status Gizi Pendek (Stunting) Dengan Tingkat Karies Gigi. Prodi Kedokteran Gigi: Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin.
Komentar
Posting Komentar